
Tapanuli Selatan,Prioritasnews.id – Kawasan Simago-Mago dan sekitarnya menyimpan potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata terpadu di Sumatera Utara. Dengan kekayaan alam yang memukau serta nilai historis dan religi yang kuat, kawasan ini dinilai layak menjadi magnet wisata unggulan Tapanuli Selatan (Tapsel).
Secara geografis, Simago-Mago terletak di antara Gunung Sibual-Buali, gunung berapi aktif tipe B. Kondisi ini menciptakan fenomena geotermal alami berupa pemandian air panas di Sosopan dan Padangbujur. Selain itu, Bukit Sorugadong yang berada di sekitarnya dikenal cocok untuk olahraga paralayang karena kondisi angin yang stabil dan kuat, menjadikannya spot ideal bagi pecinta petualangan ekstrem.
Dukungan infrastruktur turut memperkuat potensi kawasan ini. Simago-Mago berada di jalur strategis Jalan Nasional yang menghubungkan Padangsidimpuan dan Medan, dilalui oleh ratusan kendaraan setiap harinya. Fasilitas publik seperti hotel Tor Sibohi dan Parsorminan, serta SPBU, sudah tersedia dan siap mendukung kenyamanan wisatawan.
Tak hanya menawarkan wisata alam, kawasan ini juga sarat nilai sejarah. Di sini terdapat makam Kapten Sahala Muda Pakpahan, tokoh perlawanan gerilya Sipirok terhadap pasukan KNIL Belanda, dalam pertempuran yang menewaskan Jenderal Simon Spoor. Tak jauh dari sana berdiri gereja Protestan tertua di wilayah Tabagsel, menjadikannya titik awal penyebaran Kekristenan di Tanah Batak.
Menurut Subanta Rampang Ayu, ST, Direktur Pusat Analisis Layanan Dasar Masyarakat (Paladam), seluruh elemen ini menjadikan Simago-Mago sebagai kandidat kuat untuk ditetapkan sebagai kawasan wisata terpadu, mencakup berbagai konsep wisata mulai dari alam, sejarah, religi, hingga tematik dan petualangan.
“Semua elemen pendukung sudah ada. Ini kawasan wisata yang lengkap dan strategis,” ungkap Subanta saat ditemui di Padangsidimpuan, Kamis (12/6/2025).
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Tapsel, Abdul Saftar Harahap, S.Sos., MM, menyebutkan bahwa dalam dokumen Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten (Ripparkab) 2019–2025, kawasan Simago-Mago belum masuk sebagai kawasan strategis. Namun, karena Ripparkab tersebut berakhir tahun ini, pihaknya berencana memasukkan Simago-Mago dalam dokumen pengembangan terbaru.
“Kami menyadari nilai lebih kawasan ini. Selain potensi agro wisata dari sawah yang luas, ada juga nilai sejarah perjuangan, wisata religi, serta wisata kuliner khas seperti ikan mas sinyarnyar, sambal taruma, dan panggelong. Semuanya lengkap. Ini bisa mendorong peningkatan PAD dan sektor UMKM,” jelas Saftar.
Ia juga berharap agar dokumen Ripparkab terbaru bisa segera disusun tahun depan agar menjadi pedoman pembangunan pariwisata yang terarah.
“Jika dikembangkan serius, Simago-Mago bisa menjadi ikon wisata Tapanuli Selatan dengan dampak positif terhadap ekonomi lokal dan peningkatan pendapatan daerah,” tutupnya. (Sabar)