Ibu Rumah Tangga di Paluta Tewas Diduga Dianiaya, Keluarga Tuntut Keadilan

SUMUT1652 Dilihat
Seminggu dirawat dirumah sakit korban kekerasan meninggal dunia.

Paluta,Prioritasnews.id – Seorang ibu rumah tangga berinisial DRH meninggal dunia setelah dirawat selama sepekan di rumah sakit, diduga akibat mengalami tindak kekerasan fisik yang melibatkan pelaku berinisial ND. Insiden tragis ini terjadi di Desa Huta Baru Nangka, Kecamatan Halongonan Timur, Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta).

Kejadian memilukan tersebut bermula pada Kamis, 12 Juni 2025. Suami korban, ASM (29), bersama istrinya DRH, mendatangi warung kopi milik B, yang merupakan suami dari ND, untuk mempertanyakan isu perselingkuhan antara DRH dan B. Namun, setibanya di lokasi, ND diduga langsung menyerang DRH dengan memukul dan menjambak rambutnya.

Melihat kejadian itu, B disebut melarikan diri dan nekat melompat ke sungai untuk menghindari konfrontasi. ASM bersama saksi berinisial RS sempat mengejar, namun tak berhasil menemukan B. Ketika kembali ke lokasi, mereka mendapati ND masih melanjutkan aksi kekerasannya terhadap DRH.

ASM kemudian mencoba melerai sambil mengancam akan merekam dan menyebarkan kejadian tersebut. Barulah pelaku diduga menghentikan aksinya. Usai kejadian, pasangan suami istri itu pulang ke rumah, namun kondisi DRH semakin memburuk, mengalami muntah-muntah serta luka memar di bagian leher dan bahu.

Korban akhirnya dilarikan ke rumah sakit dan dirawat selama tujuh hari. Sayangnya, nyawa DRH tak tertolong dan ia dinyatakan meninggal dunia pada Kamis malam, sekitar pukul 21.00 WIB.

Laporan Polisi dan Tuntutan Keadilan

Merasa tidak terima, suami korban ASM melaporkan kejadian ini ke Polsek Padang Bolak pada Jumat dini hari (13 Juni 2025), dengan Nomor: LP/B/162/V/2025/SPKT/POLSEK PADANG BOLAK/POLRES TAPANULI SELATAN/POLDA SUMUT.

Salah satu anggota keluarga korban, Halilatun Nisa, menyuarakan kekecewaannya atas lambannya proses hukum. Ia mengungkapkan bahwa hingga kini, ND belum diamankan dan masih bebas berkeliaran.

“Kami meminta keadilan dan transparansi. Jangan ada yang ditutup-tutupi dalam kasus ini,” tegas Halilatun saat dihubungi wartawan.

Saat ini jenazah DRH telah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Kota Medan untuk dilakukan autopsi. Namun, keluarga juga mengeluhkan belum adanya pendampingan dari pihak kepolisian setempat di lokasi rumah sakit.

Menanggapi hal tersebut, Kasi Humas Polres Tapanuli Selatan AKP Maria menyatakan bahwa pihaknya sudah menjalin koordinasi dengan tim forensik.

“Kami sudah berkomunikasi dengan dokter yang menangani autopsi. Tim kami juga akan menyusul ke sana,” ujarnya melalui pesan WhatsApp.

Dorongan untuk Penegakan Hukum

Kasus ini menjadi sorotan publik, terutama terkait kekerasan dalam rumah tangga dan perlindungan terhadap korban perempuan. Pihak keluarga berharap pihak berwenang dapat segera mengambil tindakan tegas dan mengusut tuntas kasus ini demi rasa keadilan yang layak diterima korban. (Sabar)