Polrestabes Medan Ringkus 4 Debt Collector Diduga Rampas HP & Mobil di Medan Kota, Ini Kronologi Lengkapnya

SUMUT, TECHNO400 Views
Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan saat memimpin press relaase kasus kekerasan dan perampasan yang di lakukan 4 orang pria yang berprofesi sebagai debt collector.

Medan,Prioritasnews.id – Unit Resmob Satreskrim Polrestabes Medan berhasil mengamankan empat pria berprofesi sebagai debt collector yang diduga terlibat aksi premanisme dengan merampas ponsel dan mobil milik warga di Jalan Stadion, Kelurahan Teladan Barat, Kecamatan Medan Kota. Penangkapan dipimpin langsung oleh Iptu Eko Sanjaya, SH, MH, menyusul laporan korban, Lia Praselia (35), warga Grand Menteng Indah, Medan Denai, pada Rabu (21/5/2025).

Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan, menegaskan bahwa keempat tersangka—berinisial YAS (55), AKN (39), BS (47), dan RT (48)—terancam pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan atau ancaman. “Ini tindakan premanisme yang meresahkan publik. Kami tak toleransi aksi semacam ini di Medan,” tegas Gidion dalam konferensi pers, Kamis (22/5/2025).

Kronologi Kejadian
Berdasarkan laporan, sekitar pukul 14.44 WIB, korban menjadi sasaran aksi 10 orang yang mengaku sebagai debt collector. Meski hanya 4 tersangka berhasil diamankan, kelompok ini diduga merampas 1 unit ponsel dan mobil Avanza hitam (Nopol BK 1813 VV) milik Lia. Enam ponsel milik tersangka turut disita sebagai barang bukti.

Operasi Pekat & Penegakan Hukum
Gidion menekankan, kasus ini masuk dalam rangkaian Operasi Pekat, fokus memberantas premanisme dan kekerasan di ruang publik. “Meski operasi resmi ditutup hari ini, penegakan hukum akan terus diperketat. Ini momentum untuk tindakan lebih tegas,” ujar mantan Kapolres Metro Jakarta Utara tersebut. Ia juga mengimbau warga melaporkan tindakan serupa ke polisi.

Dampak pada Korban
Lia Praselia mengalami kerugian material akibat perampasan properti pribadi. Tim Resmob kini masih menyelidiki keterlibatan 6 pelaku lain yang kabur, serta motif di balik aksi tersebut. “Kami menduga ada jaringan lebih luas, termasuk kemungkinan pemerasan terselubung,” tambah Gidion. (*/Sabar)

 

Comment