Revitalisasi Budaya Lokal melalui Olahraga Tradisional
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Lahat, Drs. Beni Zainudin, M.Si., menegaskan bahwa event ini bukan hanya ajang kompetisi, tetapi sarana memperkuat semangat kebersamaan dan pelestarian warisan budaya.
“Dagongan dan Terompah Panjang dipilih karena sarat makna filosofis. Dagongan melambangkan ketahanan fisik dan mental, sementara Terompah Panjang mengajarkan kekompakan dan strategi kolektif. Ini sejalan dengan visi membangun masyarakat Lahat yang berdaya saing dan harmonis,” ujarnya.
Sinergi Antar-Lembaga Tingkatkan Partisipasi Publik
Kolaborasi antara Dispora Lahat, KONI, dan KORMI turut mendukung suksesnya acara. Menurut Beni, partisipasi aktif ASN dan pelajar menjadi bukti komitmen generasi muda dalam menjaga identitas budaya. “Ini wadah untuk bersilaturahmi sekaligus mengedukasi pentingnya nilai gotong royong,” tambahnya.
Refleksi Sejarah dan Komitmen Pembangunan
Dalam sambutan pembukaan, Asisten I Sekda Lahat, Rudi Thamrin, S.H., mewakili Bupati Bursah Zarnubi, S.E., menekankan bahwa HUT ke-156 adalah momentum refleksi perjuangan budaya dan pembangunan berkelanjutan. “Usia 156 tahun bukan sekadar angka, tetapi pengingat akan tanggung jawab bersama untuk memajukan Lahat secara inklusif, baik di perkotaan maupun perdesaan,” tegasnya.
Makna Filosofis di Balik Perlombaan
*Dagongan: Simbol ketangguhan dan daya juang masyarakat Lahat dalam menghadapi tantangan.
*Terompah Panjang: Representasi sinergi antarindividu untuk mencapai tujuan bersama, mencerminkan semangat “tunggu tubang” (gotong royong) yang khas Sumatra Selatan.
Dampak Positif bagi Generasi Muda
Acara ini dinilai sukses menanamkan kecintaan pada budaya lokal sekaligus membentuk karakter generasi muda melalui pendekatan edukatif. “Kami harap tradisi ini terus hidup dan menjadi inspirasi untuk pengembangan event budaya berkelanjutan,” tutup Rudi.
Perlombaan tradisional dalam HUT Lahat ke-156 tidak hanya menyajikan hiburan, tetapi juga memperkuat identitas budaya dan kohesi sosial masyarakat. Dengan melibatkan multi-generasi, kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen Kabupaten Lahat dalam merawat kearifan lokal demi pembangunan yang berkelanjutan dan berdaya saing. (EY)